Mungkin Kita Lebih Butuh Banyak Pengurangan
Captcha: 93 - 37
Saya selalu kesal kalau nemu captcha model pengurangan kaya gini. Begitu lihat soal pengurangan, tangan saya otomatis klik refresh sampai muncul soal pertambahan. Padahal secara level aritmatika, dua-duanya sama aja, kan?
Tapi kok pengurangan terasa lebih berat. Kenapa?
Beda jalur otak
Dari hasil pendalaman lewat beberapa AI, saya menemukan sebuah pola. Bahwa pengurangan itu memang bikin otak kerja lebih keras. Asya Istomina dan Marie Arsalidou bilang, pertambahan lebih banyak pakai retrieval system alias langsung diambil dari memori. Sementara pengurangan butuh working memory alias mikir sambil jalan.1
Kalau pakai istilah Daniel Kahneman, pertambahan itu kerjaan System I (otomatis, cepat), sedangkan pengurangan masuk ke System II (pelan, mikir dulu).
Lalu muncul satu pertanyaan iseng:
Kalau kita latihan pengurangan terus-menerus, bisa nggak sih pengurangan pindah ke System I?
Pertanyaan ini malah bawa saya ke konsep lain: additive bias.
Additive bias: naluri manusia untuk menambah
Ternyata, manusia secara default lebih suka menambah daripada mengurangi.2 Bukan cuma soal angka, tapi juga dalam hidup sehari-hari. Kalau tidak dikasih petunjuk buat mikir “kurangi”, kebanyakan orang langsung mikir “tambahin aja”.
Contohnya banyak. Di teknik sipil, kalau struktur bangunan dirasa kurang kuat, respons pertama biasanya: tambah support. Padahal penambahan itu akan menambah dead load (beban struktur), yang bikin struktur makin berat dan butuh penguatan lagi. Siklusnya nggak selesai-selesai.
Di dunia aplikasi juga sama. Dulu marketplace cuma fokus di pencarian barang. Sekarang ada paylater, bayar tagihan, game, dan fitur-fitur lain yang bikin aplikasi makin berat. Tapi banyak fitur tidak selalu membuat aplikasi makin berguna.
Latihan pengurangan = mindset subtraktif?
Kemudian pertanyaan saya tadi pun bergeser.
Bisa nggak, dengan memperkuat skill pengurangan, kita jadi lebih peka terhadap opsi pengurangan di kehidupan nyata?
Ternyata tidak sesederhana itu, ada dua tantangan besar
- Near transfer: apa skill pengurangan di matematika bisa pindah ke skill berhitung lain
- Far transfer: apa skill pengurangan matematika bisa membantu membentuk pola pikir subtraktif di luar pemrosesan angka?
Apa latihan pengurangan itu berguna?
Apakah latihan pengurangan bikin hidup lebih efisien? Atau cuma bikin saya jago isi captcha tanpa mikir? 🤔
Sejauh ini, jawabannya masih spekulatif. Efeknya ke near transfer dan far transfer belum benar-benar diuji. Tapi setidaknya, sekarang saya tahu kenapa saya selalu klik “refresh” tiap lihat soal 93 - 37.